10 Keutamaan Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan memang istimewa, selain pahala dan keberkahan yang diperoleh oleh mereka yang menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan ada pula banyak keutamaan yang lain disediakan Allah bagi mereka yang benar-benar ikhlas dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Diantara keutamaan bulan Ramadhan adalah

1. Rukun Islam Ke Empat

Allah subhanahu wata’ala menjadikan puasa Ramadhan sebagai rukun Islam yang ke empat. Dalam Hadits Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّه وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam dibangun diatas 5 dasar yaitu persaksian bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, berhaji, dan berpuasa Ramadhan” (HR. Bukhari nomor 8 dan Muslim nomor 16 dari Abdullah bin Umar) 

2. Ramadhan bulan diturunkan al Qur’an 

Ketika Allah memilih bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkannya al Qur’an, ini menunjukkan keutamaan bulan tersebut. Allah subhanahu wata’ala  berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu menyaksikan di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al Baqarah: 185) 

3. Ada Lailatul Qadr

Lailatul Qadr adalah  sebuah malam yang ada pada bulan Ramadhan. Allah turunkan malam itu pada 10 terakhir pada malam-malam ganjil di setiap bulan Ramadhan. Nilai 1 malam lailatul Qadr lebih baik daripada 1000 bulan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاك مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah engkau apa itu malam Lailatul Qadr ?. Yaitu Malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 1-5)

Allah subhanahu wata’ala juga berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan al Qur’an pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan” (QS. Ad Dukhkhan: 3)  

Adanya malam Lailatul Qadr pada bulan Ramadhan dan diberkahinya malam tersebut menunjukkan keutamaan bulan itu.

4. Puasa Dan Shalat Malamnya Penghapus Dosa

Allah menjadikan puasa dan shalat malam pada bulan Ramadhan sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيـْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena Iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni baginya dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari nomor  2014 dan Muslim nomor  760 ).

Dalam hadits yang lain disebutkan,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيـْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 “Barangsiapa yang shalat malam di Ramadhan karena Iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni baginya dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari nomor  2008 dan Muslim nomor  174 ).

Syarat diampuni dosa bagi yang berpuasa dan shalat malam adalah  dia melakukan ibadahnya karena iman dan mengharap pahala. Satu di antara tanda bahwa orang tersebut mengharapkan pahala dari Allah adalah dia mempelajari ilmu tentang puasa Ramadhan dan shalat malam sebelum masuknya bulan Ramadhan.

5. Dibuka Pintu Surga Dan Ditutup Pintu Neraka

Pada bulan Ramadhan Allah subhanahu wata’ala  membuka pintu surga dan menutup pintu neraka sebagai keutamaan bagi hamba-hambaNya sekagus sebagai bukti keutamaan bulan Ramadhan. Ini termaktub dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْـجَنَّةُ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارُ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ

“Jika datang bulan Ramadhan, di bukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta diikat syetan-syetan” (HR. Bukhari nomor 1898 dan Muslim nomor  1079 )  

6. Ada Orang Yang Dibebaskan Dari Neraka Setiap Malam Ramadhan

Di malam bulan Ramadhan pada setiap malam Allah subhanahu wata’ala  memiliki orang-orang yang dibebaskan dari api neraka sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

إِنَّ لِلهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءَ وَذَالِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya di setiap waktu berbuka Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari api neraka dan itu terjadi setiap malam (Ramadhan -pent-)” (HR. Ahmad nomor  1643 jilid 3 halaman 147 )

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan,

وَلِلهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَالِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

“Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari api neraka dan itu terjadi setiap malam” (HR. Tirmidzi nomor  682 dari Abu Hurairah )  

7. Menjadi Sebab Diampuni Dosa

Puasa Ramadhan adalah sebab dosa-dosa diampuni dari dosa yang dilakukan selama satu tahun jika orang yang berpuasa meninggalkan dosa besar. Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,  

اَلصَّلَوَاتُ الْـخَمْسُ وَالْـجُمْعَةُ إِلَى الْـجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

“Shalat lima waktu, dari Jum’at yang satu ke Jum’at berikutnya, dan dari Ramadhan ke Ramadhan tahun berikutnya, semua itu akan menghapuskan dosa-dosa selama dosa-dosa besar dijauhi” (HR. Muslim nomor  233)

Adapun dosa besar hendaklah seorang muslim bertaubat secara khusus. Berkata Syeikh Ibnu Baz rahimahullah: “Maksud hadits tersebut adalah selama seseorang meninggalkan dosa-dosa besar yaitu dosa-dosa yang di dalamnya ada ancaman neraka, ancaman di adzab dalam kubur, ancaman kemarahan Allah, atau adanya hukuman bagi pelakunya, dinafikannya keimanan dari pelakunya sebagaimana dikatakan sebagian ulama, atau adanya berlepas dirinya Nabi dari pelakunya, maka semua itu adalah perkara bahaya yang wajib dihindari. Itu semua menjadi sebab seseorang tidak diampuni kesalahannya dengan sebab shalatnya atau sebab ia melakukan amalan wajib hingga ia meninggalkan perkara-perkara haram tersebut” (Dari Website resmi Syeikh Abdul Azis bin Baz rahimahullah www.binbaz.org.sa)

8. Seperti Puasa Setahun Jika Dilanjutkan Dengan Puasa Syawal

Jika seseorang telah menyelesaikan puasa Ramadhan kemudian di bulan Syawal ia melanjutkan puasa dengan puasa enam hari, baik secara berurut maupun tidak, maka Allah subhanahu wata’ala  akan menghitungnya sebagai puasa satu tahun. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Ayyub al Anshariy radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka seakan ia melakukan puasa satu tahun” (HR. Muslim nomor  1164)

9. Shalat Tarawih Bersama Imam Dihitung Shalat Semalam Suntuk

Dalam bulan Ramadhan kita tidak sekedar melaksanakan puasa tapi pada malam harinya ada shalat sunnah yang dikenal di kalangan kaum muslimin dengan shalat Tarawih atau shalat Tarwih. Shalah tersebut dikerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Khusus untuk shalat yang dilaksanakan secara berjama’ah bersama seorang Imam hingga selesai, maka ada keutamaan di mana orang yang mengerjakan shalat Tarawih bersama Imam  hingga selesai akan dihitung seperti orang yang melaksanakan shalat semalam suntuk.

Dalam hadits Abu Dzar al Ghifari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

  

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

“Sungguh siapa yang shalat malam bersama Imam hingga selesai,amaka ditulis baginya sholat semalam suntuk” (HR. Abu Dawud nomor  1370 dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Syeikh al Albaniy dalam kitab beliau “Shalah at Tarawih hal. 15 )

Dari hadits diatas kita bisa mengambil pelajaran bahwa betapa rugi kalau kita shalat bersama Imam namun tidak selesai hingga akhir bersamanya.

Jika ada 2 Imam shalat yang bergantian dalam  1 shalat Tarawih, maka tetap teranggap shalat bersama imam hingga selesai dan berhak mendapat pahala shalat semalam suntuk. Karena Imam yang kedua berfungsi mengganti Imam pertama dan bertugas menyambung atau melanjutkan shalat sebelumnya hingga shalat tersebut dihitung dalam satu kesatuan shalat tarawih. Jadi Ma’mum yang menyelesaikan shalatnya bersama 2 Imam sekaligus tetap mendapat keutamaan shalat semalam suntuk. Wallahu a’lam 

10. Umrah Di Bulan Ramadhan Setara Dengan Haji

Satu lagi keutamaan Ramadhan yaitu umrah yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan setara dengan haji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini berdasarkan hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda kepada seorang wanita dari kalangan Anshar,

مَا مَنَعَكَ أَنْ تَحُجِّيْ مَعَنَا

“Apa yang menghalangimu untuk berhaji bersama kami ?”

Wanita itu berkata,

لَمْ يَكُنْ لَنَا إِلاَّ نَاضِحَانِ فَحَجَّ أَبُو وَلَدِهَا وَابْنُهَا عَلَى نَاضِحٍ وَتَرَكَ لَنَا نَاضِحًا نَنْضِحُ عَلَيْهِ

“Kami tidak memiliki onta untuk mengairi ladang kecuali 2 ekor. Yang satu ekor digunakan berhaji oleh ayah dan anak kami, sedangkan seekor lagi ditinggalkan untuk kami gunakan mengambil mengairi ladang”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda,

فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً

“Jika datang bulan Ramadhan, laksanakanlah ibadah umrah karena umrah di bulan Ramadhan setara dengan haji” (HR. Bukhari nomor 1782 dan Muslim nomor 1256 )   dalam riwayat Muslim disebutkan: “dan setara dengan haji bersamaku”

Sepakat para ulama bahwa umrah tidak akan bisa menggantikan Haji namun yang dimaksudkan di sini adalah bahwa Umrah yang dilakukan di bulan Ramadhan itu bisa mengimbangi pahala Haji.

Makassar, 23 Sya’ban 1442/ 06 April 2021

Bambang Abu Ubaidillah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *