Makna Ikhlash
Al ‘Izz bin Abdis Salam rahimahullah berkata : “Ikhlas ialah, seorang mukallaf melaksanakan ketaatan semata-mata karena Allah. Dia tidak berharap pengagungan dan penghormatan manusia, dan tidak pula berharap manfaat dan menolak bahaya
Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata : “Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya” [Al Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Imam An Nawawi (I/16-17)]
Allah Memerintahkan Ikhlas
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)
Hanya Taqwa Yang Sampai
Allah ta’ala juga berfirman
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Haji: 37)
Niat Menentukan Amal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
Dari Umar bin Khattab dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya, dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang ia niatkan, barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya untuk memperoleh dunia atau seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari nomor 6689, Muslim nomor 1907)
Dalam riwayat Abu Dawud (2201) disebutkan
“Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niat-niatnya, dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang ia niatkan…”
Tujuan Beramal Adalah Meninggikan Kalimat Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
Dari Abu Musa Al Asy’ari, bahwa seorang laki-laki Badui datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang laki-laki yang berperang demi mendapatkan ghanimah, ada seseorang yang berperang supaya dirinya dikenal sebagai pahlawan, ada pula seseorang yang berperang agar menjadi terpandang, maka siapakah yang disebut berjuang di jalan Allah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa berjuang agar kalimat Allah menjadi tinggi, maka itulah yang disebut berjuang di jalan Allah.” (HR. Muttafaqun ‘alaihi)
Artikel ini kami terjemah dari kitab Zadul Wa’izhin Min Riyadhish Shalihin sebagai bahan bagi para penceramah dalam mengambil dalil-dalil yang berkaitan dengan tema keikhlasan
__________
Makassar, Awal pagi yang cerah Ahad 11 ramadhan 1439 H atau 27 Mei 2018,