Sekian banyak bertebaran kisah-kisah indah seorang anak dan ibunya. Kisah-kisah yang dapat menjadi inspirasi dalam berbakti kepada ibu. Diantara kisah yang menggetarkan hati adalah kisah Abu Hurairah mengajak ibunya yang musyrik untuk masuk Islam. Berikut kisahnya…
- عَنْ أَبِي كَثِيرٍ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ: كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فَدَعَوْتُهَا يَوْمًا فَأَسْمَعَتْنِي فِي رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَكْرَهُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ فَتَأْبَى عَلَيَّ فَدَعَوْتُهَا الْيَوْمَ فَأَسْمَعَتْنِي فِيكَ مَا أَكْرَهُ فَادْعُ اللهَ أَنْ يَهْدِيَ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اللهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ
Dari Abu Katsir Yazid bin abdirrahman dia mengatakan :”Telah bercerita kepadaku Abu Hurairah ia berkata: “Aku mengajak ibuku masuk Islam karena beliau adalah seorang wanita musyrik. Pada suatu hari beliau memperdengarkan kepadaku (celaan -pent) kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- yang aku tidak suka mendengarnya. Maka akupun mendatangi Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- dan akupun menangis. Aku berkata: “Wahai Rasulullah aku telah mengajak ibuku masuk Islam, namun ia enggan terhadap ajakanku. Suatu hari aku mendakwahi beliau, tapi beliau malah memperdengarkan kepadaku cerita tentang anda yang aku tidak suka mendengarnya. Maka berdo’alah kepada Allah untuk ibu Abu Hurairah. Rasul –shallallahu ‘alaihi wasallam- pun berdoa: “Ya Allah berilah petunjuk kepada ibu Abu Hurairah”.
Kutinggalkan Rasulullah dalam keadaan aku sangat bahagia dengan do’a Nabiyullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-. Ketika aku datang dan berdiri di depan pintu yang dalam keadaan terkunci, ibukupun mendengar langkah kedua kakiku. Ibuku berkata: “Tetap berdiri di tempatmu wahai Abu Huraihah”. Aku mendengar gemericik air. Ibu pun mandi lalu memakai jubah dan bersegera mengambil kerudungnya. Beliaupun membuka pintu kemudian berkata: “Wahai Abu Hurairah aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Abu Hurairah berkata: “Akupun kembali kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-, aku mendatangi beliau dalam kondisi aku menangis bahagia.
Aku berkata: “Wahai Rasulullah – bergembiralah… karena Allah sungguh telah mengabulkan do’amu dan memberi hidayah kepada ibu Abu Hurairah. Mendengar hal itu Rasulpun memuji Allah dan menyanjungnya lalu berkata: “baiklah”. Aku berkata: “Wahai Rasulullah berdo’alah kepada Allah agar menjadikan aku dan ibuku mencintai hamba-hamba Allah yang beriman, dan menjadikan mereka mencintai kami. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- berdo’a: “Ya Allah jadikan hambaMu ini dan ibunya untuk mencintai hamba-hamba-Mu yang beriman, dan jadikan orang-orang beriman mencintai mereka”. Abu Hurairah berkata: “Dan tidaklah seorang mukmin mendengar tentang aku atau melihatku kecuali ia mencintaiku” [HR. Muslim: 2491]
- FAIDAH KISAH
Ini adalah kisah yang menakjubkan dari seorang Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- seorang sahabat setia Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-. Kisah beliau yang penuh hikmah, yang dengan kesabarannya mendakwahi ibunya untuk memeluk Islam. Sebagai bentuk cinta, sayang, perhatian, dan keinginan yang besar beliau untuk menyelamatkan ibunya dari ancaman api neraka. Kisah ini memberikan beberapa pelajaran kepada kita diantaranya:
- Bolehnya seorang anak tinggal satu rumah dengan orangtua yang masih kafir atau musyrik. Ini peringatan kepada mereka terlalu ekstrim meninggalkan orangtuanya dikarenakan kafir atau musyrik. Sehingga tidak ada lagi yang membimbing dan mendakwahi orangtuanya setelah kepergian anaknya.
Imam Nawawiy -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Dalam hadits ini ada keterangan bahwa do’a Rasulullah -‘alaish shalatu wassalam- secara langsung terkabul persis dengan apa yang beliau minta yang menunjukkan tanda-tanda kenabian beliau [Syarh an Nawawiy ‘Ala Muslim: 16/52].
- Disunnahkannya mengucapkan ‘Alhamdulillah’ ketika mendapat nikmat [Syarh an Nawawiy ‘Ala Muslim: 16/52].
Kegigihan Abu Hurairah mendakwahi ibunya yang menunjukkan kesabaran yang tinggi dari Abu Hurairah dalam mengajak ibunya kepada Islam.
- Disyariatkannya berdo’a untuk orang yang kita dakwahi, walau terkadang terbetik ketidak mungkinan orang yang kita dakwahi menerima dakwah kita. Namun Allah -subhanahu wa ta’ala- berbuat apa yang dia kehendaki.
Sabar dalam dakwah adalah suatu keharusan. Seseorang tidaklah dikatakan seorang dai kecuali adanya kesabaran dalam hatinya. Sabar menyampaikan kebenaran, sabar menerima ejekan, dan sabar dengan waktu yang harus ia lalui.
- Ciri seorang mukmin adalah mencintai Abu hurairah -radhiyallahu ‘anhu-, dan sebaliknya orang yang membenci Abu Hurairah, maka ada masalah pada keimanannya.
- Menangis tidak harus menunjukkan kesedihan, namun bisa juga menunjukkan kebahagiaan sebagaimana bahagianya Abu Hurairah.
-
- Demikian beberapa faidah dari sekian banyaknya faidah yang dijelaskan oleh para ulama terkait kisah indah Abu Hurairah bersama ibunya -radhiyallahu ‘anhuma-. Semoga bisa menjadi inspirasi untuk BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANGTUA.
Abu Ubaidillah al-Atsariy | abuubaidillah.com
Beri kesempatan teman anda untuk membaca artikel ini >> AYO SHARE