Dari Anas bin Malik dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,
“Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian kami shalat (Shubuh). Anas bertanya kepada Zaid: “berapa lama jarak antara Adzan (Shubuh) dan makan sahur ? Zaid menjawab: “Sekitar 50 ayat” [HR. Bukhari (1921) dan Muslim (1097)]
Kutipan Faidah
Hadits ini demikian jelas menggambarkan bagaimana sayangnya Nabi kepada ummatnya. Jikalau seandainya beliau sahur pada pertengahan malam, maka ummatnya pasti akan mengikutinya, atau jika beliaupun tak makan sahur, maka ummatnya tentu juga akan mengikutinya.Tentu ini akan memberatkan mereka sebagai manusia biasa.
Oleh karenannya Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berusaha beribadah dengan amalan yang tidak memberatkan mereka. Diantaranya adalah ibadah makan sahur dimana beliau makan sahur ketika mendekati adzan Shubuh atau makan sahur di akhir waktu. Sehingga jarak antara makan dan menahan tidak terlalu jauh.
Beberapa pelajaran Dari hadits ini
- Disunnahkannya makan sahur di akhir waktu.
- Perhatian Rasulullah kepada keadaan ummatnya.
- Kebersamaan para sahabat dengan Rasulullah yang tidak kosong dari faidah-faidah agama.
- Kebiasaan orang arab mengukur waktu dengan ukuran lamanya sebuah amalan dimana dalam hadits ini sahabat menyamakan waktu antara adzan dan sahur dengan bacaan 50 ayat.
- Dekatnya jarak antara sahur dan waktu adzan.
- Semangat para sahabat dalam mencari ilmu dimana mereka senantiasa mencari kejelasan dari hadits yang mereka dengar.
- Sunnahnya menyegerakan pelaksanaan shalat Shubuh.
Faidah Tambahan
Imsak yang terdengar 15 menit sebelum adzan bukan pertanda tidak boleh makan dan minum, karena waktu tersebut masih masuk waktu sahur. Wallahu a’lam
Ustadz Abu Ubaidillah Makassar hafidzohulloh
Tema : Hadits Shahih Seputar Romadhon (2)
Pesantren Online
🏡 WhatsApp Madrosah Sunnah 🏡