Berkata Muhammad bin al Mutsanna telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Sinan ia berkata: “Suatu hari aku bersama Abdullah bin Mubarak dan Mu’tamir bin Sulaiman di Tursus maka manusia berteriak: “Pasukan musuh …!” Maka Abdullah bin Mubarak dan pasukan keluar dari tempatnya. Ketika dua pasukan bertemu, maka seorang pasukan Romawi keluar dari barisan dan menantang satu lawan satu. Seorang tentara muslim keluar dari barisan untuk menghadapinya. Namun orang Romawi itu berat dihadapi dan ia pun terbunuh. Hingga tentara Romawi itu mampu membunuh 6 orang muslim. Iapun merasa congkak dan menantang satu lawan satu dan tidak ada lagi muslim yang mau menghadapinya. Lalu Ibnul Mubarak menoleh kepadaku sembari berkata: “Hai fulan..! jika aku terbunuh, lakukanlah begini dan begini. Lalu ia pun mengendarai tunggangannya dan menghadapi tentara Romawi tersebut dan mampu mengalahkannya dalam waktu sesaat. Lalu Ibnul Mubarak menantang satu lawan satu dan ia mampu mengalahkan tentara yang lainnya dan membunuhnya hingga mencapai 6 orang. Lalu beliau menantang lagi yang lain namun seakan pasukan Romawi gentar kepada Ibnul Mubarak. Ia pun menunggangi kendaraannya dan meninggalkan tempat antara dua pasukan lalu menghilang. Dan kami merasa seperti tidak ada apa-apa yang terjadi. Dan tiba-tiba ia sudah berada di tempatnya semula. Kemudia ia berkata: “Wahai ‘Abdullah, kalau engkau menceritakan ini kepada seseorang sedangkan aku masih hidup, maka….(dalam keadaan ia mengucapkan suatu kalimat) (Siyar A’lam an Nubala’: 8/408-409)
Faidah Kisah
Dari kisah ini kita bisa mengambil beberapa pelajaran diantaranya:
- Keikhlasan ulama terdahulu dalam beramal
- Keberanian para ulama dalam membela Islam dan kaum muslimin.
- Ketangkasan para ulama dalam fisik selain kepandaian mereka dalam hal agama
- Takutnya para salaf jika amalan mereka rusak keikhlasannya.
- Muslim yang beriman yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai dari muslim yang lemah.
Bambang Abu Ubaidillah al Atsariy
Gowa, 9 Rabiul Akhir 1442 H / 25 Nopember 2020