Maraknya isu-isu LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender) akhir-akhir ini membuat kaum Muslimin terheran-heran. Mereka heran dengan para pengidap, pendukung, dan pemuja penyakit aneh ini. Seakan mereka lupa bahwa mereka adalah manusia dan bukan hewan. Yang lebih aneh lagi adalah ketika sebagian orang yang mengklaim dirinya atau diklaim sebagai tokoh Cendekiawan malah dengan ringan mengatakan bahwa Islam tidak melarang LGBT. Maka berikut kami sajikan sebuah kisah nyata Nasib Tragis Pemuja Homoseksual (baca LGBT)
Pemuja LGBT Di Negeri Sodom
Kaum Nabi Luth adalah kaum yang tinggal di kota Sodom -di laut tengah- dan kota-kota sekitarnya di Yordania. Kota tersebut terletak di jalan menuju Syam, yang dikenal pada zaman sekarang terkenal dengan daerah Laut Mati atau Danau Luth. Mereka adalah orang-orang yang memiliki niat yang jahat, paling kafir dan manusia terburuk. Batin mereka dan jalan kehidupan mereka paling hina dan rendah. Mereka meninggalkan jalan yang benar lalu menempuh jalan yang belum pernah diketahui ada manusia yang melakukan sebelumnya. Mereka melakukan perbuatan kemungkaran di tempat pertemuan mereka. Lebih dari itu mereka tidak saling melarang dari apa yang mereka lakukan. Membuat kekejian baru yang tidak pernah dilakukan oleh anak Adam sebelumnya. Yaitu mendatangi dan menggauli kaum laki-laki untuk melepaskan syahwat -homoseksual-.
Mereka justru meninggalkan para wanita yang Allah subhanahu wata’ala ciptakan untuk para hamba-Nya.
Ajakan Nabi Luth alaihissalam
Datanglah Nabi Luth alaihissalam untuk menyeru mereka agar beribadah hanya kepada Allah dan tidak ada serikat bagi-Nya. Beliau juga melarang mereka dari perbuatan haram, keji dan mungkar, serta menjijikan ini. Namun kaum Nabi Luth tetap memilih kesesatan dan pelanggaran. Mereka terus menerus di atas dosa, kejahatan dan kekafiran sehingga Allah subhanahu wata’ala menimpakan kepada mereka hukuman dan siksaan yang tidak bisa dihindari. Hukuman dan siksaan yang belum pernah terbetik di dalam benak dan hati manusia. Allah subhanahu wa ta’ala jadikan mereka sebagai pelajaran bagi semua orang di alam ini. Allah subhanahu wa ta’ala abadikan kisah mereka sebagai pelajaran dan petuah bagi yang masih memiliki akal. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala menyebutkan kisah mereka lebih dari satu tempat di dalam kitab-Nya yang nyata. Allah berfirman,
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala Luth berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji (homoseksual), yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu, bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan Luth dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu” [QS. Al A’raf: 80-84]
Allah ta’ala juga berfirman,
“Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth, beserta pengikut pengikutnya, ia berkata: “Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal, Para utusan menjawab: “Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang benar.
Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutlah mereka dari belakang dan janganlah seorangpun di antara kamu menoleh kebelakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang di perintahkan kepadamu. Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh. Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata: “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina. Mereka berkata: “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?”
Luth berkata: “Inilah puteri-puteriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal)”. (Allah berfirman): “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)” [QS. Al- Hijr: 61-76]
Di dalam ayat yang lain Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur, Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku” [QS. Al Qamar: 34-39].
Penjelasan Alim Ulama
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa setelah para malaikat itu –Jibril Mikail dan Israfil– beranjak pergi dari kediaman Nabi Ibrahim alaihissalam maka mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai di kota Sodom. Para malaikat itu berpenampilan sebagai para pemuda tampan rupawan. Dan ini dalam rangka memberikan ujian dari Allah subhanahu wa ta’ala kepada kaum Nabi Luth dan menegakkan hujjah atas mereka. Para malaikat itu kemudian bertemu di rumah Nabi Luth. Peristiwa ini terjadi sesaat sebelum tenggelamnya matahari. Nabi Luth alaihissalam khawatir bila ia tidak menerimanya sebagai tamu. Karena orang selain beliau dari kaumnya yang akan menerimanya sebagai tamu. Sementara Nabi Luth alaihi salam menyangka bahwa mereka adalah manusia biasa. Oleh karena itu disebutkan di dalam al-Quran,
“….Nabi Luth merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: “Ini adalah hari yang amat sulit” [QS. Hud: 77].
Abdullah bin Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Muhammad bin Ishaq menyatakan:
Ini adalah ujian berat bagi Nabi Luth alaihi salam. Hal ini karena beliau harus melindungi dan membela tamu-tamu itu pada malam tersebut. Sebagaimana yang biasa dilakukan oleh beliau kepada tamu-tamu yang lain. Sementara kaum Nabi Luth berpesan kepada beliau agar tidak menerima seorang tamu pun berkunjung ke rumahnya. Namun Nabi Luth alaihi salam memandang dirinya tidak bisa menghindarinya, mau tak mau beliau harus menerima dan melindungi tamu-tamu tersebut.
Qotadah rahimahullah menyebutkan bahwa ketika para malaikat ini datang Nabi Luth alaihi salam sedang berada di ladang tempat beliau bekerja. Maka datanglah para malaikat yang berwujud manusia itu hendak bertamu kepada beliau. Namun Nabi Luth alaihissalam merasa malu yang akhirnya beliau berjalan di depan mereka belum mulai mengucapkan sesuatu yang mengisyaratkan agar mereka meninggalkan kota tersebut dan singgah di kota lain.
“Mereka itu adalah penduduk yang aku tidak mengetahui di bumi ini ada penduduk yang lebih buruk dan lebih keji dari mereka” demikian ujar Nabi Luth alaihi salam kepada para tamunya. Kemudian Nabi Luth alaihissalam berjalan dan mengulangi lagi ucapannya. Demikian diulang-ulang terus oleh Nabi Luth sebanyak empat kali.
Qotadah mengatakan “Malaikat itu diperintahkan oleh Allah agar tidak membinasakan kaum tersebut sehingga nabi mereka menyaksikannya”
Bagaimana nasib orang-orang durhaka itu ?
Nantikan kelanjutan kisah ini berikutnya, lebih mengerikan dari apa yang anda bayangkan…
_____
*Diterjemahkan dan diringkas dari kitab: 100 Qishshah Min Nihayatidz Dzalimin
1 comment
[…] Sumber:http://abuubaidillah.com/kisah-pemuja-lgbt-yang-berakhir-tragis […]