Banyak orang ketika dalam kondisi sulit dan susah, mereka lari kepada makhluk untuk meminta pertolongan. Apakah kepada orang yang telah meninggal, batu-batu yang dianggap sakti, pohon besar, dukun-dukun, orang pintar, para normal, dan lain-lain. Padahal amalan tersebut masuk dalam ranah ibadah yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allah –subhanahu wa ta’ala-. Amalan yang ia lakukan itu disebut Istighatsah [ إستغاثة ] yaitu meminta pertolongan dikala berada dalam kondisi sulit. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman:
“Dan janganlah kamu beribadah (berdo’a) kepada sesuatu selain Allah yang tidak bisa memberi manfaat kepadamu dan tidak (pula) mampu mencelakakan kamu, sebab jika kamu lakukan itu, maka ketika itu kamu termasuk orang-orang yang dzalim” [QS. Yusuf: 106]
Penjelasan Ayat
Ayat ini menjelaskan bagaimana Allah melarang nabinya Muhammad untuk beribadah atau berdo’a kepada siapapun dari makhluk-makhluk Allah yang penuh dengan kelemahan dalam mengapai sesuatu manfaat atau menolak bahaya. Kemudian Allah menjelaskan hukum perbuatan tersebut yaitu berdo’a kepada selain Allah jika dilakukan. Yaitu akan dimasukkan kedalam golongan orang-orang musyrik. Dan ayat ini mencakup umat secara umum. [ Al Mulakhash fi Syarh Kitab at tauhid: 113].
Seluruh makhluk Allah itu lemah hingga tidak pantas kita berdo’a dan beristighatsah kepadanya. Dalam ayat ini Allah melarang nabinya berdo’a kepada selain-Nya. Larangan tersebut berlaku umum kepada umat ini dan tidak mengkhusus kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-. Jika kita berdo’a kepada makhluk, apakah itu jin, batu, laut samudra, gunung, orang mati, dan lain-lain maka kita telah meminta kepada sesuatu yang lemah yang tak akan mampu mewujudkan keinginan kita atau menjaga kita dari bahaya. Seberapa kuatpun makhluk, maka ia tetap dalam pengaturan Allah –ta’ala-. Sehingga kita sangat layak bahkan wajib untuk meminta, berdo’a, dan beristighatsah hanya kepada Allah.
Pelajaran berharga dari ayat
Ayat ini memberi kepada kita beberapa pelajaran berharga, diantaranya:
1. Berdo’a kepada selain Allah –azza wajalla- adalah syirik besar. Ini ditunjukkan dengan adanya kalimat “sebab jika kamu lakukan itu, maka ketika itu kamu termasuk orang-orang yang dzalim”. Orang dzalim dalam ayat ini maksudnya adalah orang musyrik, karena kesyirikan adalah kedzaliman yang paling besar. Sebagaimana perkataan Lukman kepada anaknya:
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mensyerikatkan (Allah) sesungguhnya mensyerikatkan (Allah) benar-benar kedzaliman yang paling besar” [QS. Lukman: 13].
2. Pelajaran penting yang kedua adalah bahwa jika manusia terbaik seperti Muhammad –shallallahu ‘alaihi wasallam- jikalau beliau berdo’a kepada selain Allah -ta’ala- maka beliau akan digolongkan kepada orang yang musyrik, maka bagaimana dengan orang yang selain beliau ?. Siapapun dia rasul atau bukan, raja atau rakyat, ustadz, kyai, imam, dan siapapun dia jika ia berdo’a kepada selain Allah –subhanahu wata’ala-, maka ia akan tergolong sebagai orang yang musyrik. Jika ia tidak bertaubat kepada Allah, maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka.
3. Dan pelajaran ketiga dari ayat diatas adalah penjelasan tentang lemahnya sesembahan-sesembahan orang-orang musyrik dan rusaknya ibadah mereka. Orang-orang musyrik beribadah kepada selain Allah, namun sesembahan mereka sangatlah lemah. Oleh karena itu Allah –subhanahu wata’ala- berfirman dalam ayat tersebut:
“Sesuatu selain Allah yang tidak bisa memberi manfaat kepadamu dan tidak (pula) mampu mencelakakan kamu” [QS. Yusuf: 106]
Maka hendaklah seseorang hanya meminta dan beristighatsah kepada Allah –ta’ala- yang Maha Perkasa, Maha Mampu memenuhi kebutuhan hamba-Nya. Berbeda dengan makhluk yang serba lemah dan tidak memiliki apa-apa. Jika anda mengalami kesulitan, kesusahan, paceklik, atau tertimpa musibah, maka angkatlah tangan anda ke langit dan mintalah kepada Dzat yang ada di atas langit dan jangan meminta kepada makhluk seperti jin, setan, dan orang yang telah meninggal sehebat apapun dia. Semoga Allah menjaga kita dari beristighatsah kepada selain Allah sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin dengan mendatangi laut, sungai, lapangan, kuburan, lalu melakukan ritual permintaan agar dilepaskan dari bala dan bencana kepada selain Allah. Ini mereka lakukan dengan mempersembahkan hewan sesembelihan, makanan, hasil bumi dan lain-lain. Tentu tidak diragukan lagi bahwa ini adalah ritual kesyirikan.
[Bambang Abu Ubaidillah al-Atsariy]
________
Ringkasan pengajian kitab al Mulakhash Fi Syarh Kitab at Tauhid di Masjid Baitul Azis kompleks pasar Sungguminasa Kabupaten Gowa –Sulawesi selatan- pada Selasa tanggal 19 Shafa 1437 bertepatan dengan 01 desember 2015.