Berdo’a itu mudah, tinggal angkat tangan ke langit lalu mengucapkan apa yang kita ingin dari Allah ‘azza wa jalla. Namun ternyata tidak semua orang mampu melakukannya. Tidak mau berdo’a kepada Allah berarti mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala. Allah memerintahkan kita untu selalu berdo’a hanya kepada-Nya. Allah ‘azza wa jalla berfirman,
”Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdo’a kepada-Ku, maka ia akan masuk ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina”. [QS. Ghafir: 60]
Ayat ini memerintahkan kita untuk berdo’a hanya kepada Allah. Dia subhanahu wata’ala menjanjikan kepada kita akan mengabulkan do’a kita apabila kita berdo’a kepadanya. Berkata Dr. Shalih al fauzan hafizhahullah : “Ini karena kemulyaan Allah subhanahu wata’ala. Dia tidak butuh kepada do’a-do’a kita, akan tetapi kitalah yang butuh untuk selalu meminta sesuatu yang mendatangkan kebaikan untuk kita kepadanya-Nya” [Syarh al Ushul ats Tsalatsah: 130]
Ini berbeda dengan dengan manusia yang ketika kita mintai, maka kebanyakan mereka akan marah kepada kita, tapi sebaliknya Allah akan marah ketika kita tidak mau meminta kepada-Nya.
Jenis Manusia
Dari keterangan ini bisa kita lihat bahwa manusia terbagi menjadi tiga bagian:
- Manusia yang tidak mau berdo’a kepada Allah. Inilah manusia yang sombong tidak mau berdoa kepadaNya.
- Manusia yang berdo’a kepada Allah, namun ia juga berdo’a kepada selain Allah, maka ini disebut Musyrik (yang menduakan Allah dalam ibadah –pent-)
- Manusia yang berdo’a kepada Allah dengan memurnikan, mengikhlashkan do’anya hanya untuk Allah. Inilah yang dinamakan Muwahhid atau orang yang mentauhidkan dan menjadikan Allah satu-satunya yang ia ibadahi.
Sumber utama: Syarh al Ushul ats Tsalatsah karya Syeikh Dr. Shalih al Fauzan hafidzahullah
Selesai di kediaman kami, komplek tanwirus sunnah kabupaten Gowa, sulawesi Selatan pada 06 Dzulqa’da 1437H / 08 Agustus 2016 untuk materi WhatsApp Madrosah Sunnah Makassar.