Salah satu konsep Islam adalah kemudahan bagi manusia dan jauh dari kesulitan. Jika muncul sesuatu yang memberatkan manusia, maka pasti akan datang kemudahannya. Sehingga konsep ini menjadi ciri khas dari ajaran yang manusiawi ini. Dalam sebuah kaidah ushul fikih disebutkan:
“Sebuah kesulitan akan menyebabkan datangnya kemudahan”
Konsep ini terambil dari firman Allah subhanahu wata’ala,
“Allah menginginkan kemudahan bagi kalian dan tidak menginginkan kesulitan…” [QS. Al Baqarah: 185]
Dan Allah berfirman,
“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur” [QS. Al Maidah: 6]
Ini semua menunjukkan akan kemudahan Syariat Islam. Diantara kemudahan yang Allah berikan dalam syariat ini adalah kemudahan dalam ibadah puasa. Allah memberikan keringanan bagi mereka yang kesulitan dalam menjalankan ibadah puasa. Contonnya orang berpuasa dalam kondisi sakit atau sedang bersafar, maka syariat ini mengizinkan mereka untuk berpuasa atau tidak. Jadi ada pilihan bagi mereka dalam hal ini. Jika berat silahkan tidak puasa dan jika ringan silahkan berpuasa. Hadits berikut adalah salah satu dari praktek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal ini.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Hamzah bin ‘Amr al Aslamiy bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
“Apakah aku boleh puasa ketika safar ? (Hamzah adalah orang yang banyak puasa). Maka Nabi menjawab: “Berpuasalah jika engkau mau, dan jangan puasa jika engkau suka” [HR. Bukhari (1943) dan Muslim (1121)]
Hamzah bin ‘Amr al Aslamiy adalah Abu Shalih bin Amr bin Uwaimir bin al Harits Abu Shalih seorang sahabat nabi yang meninggal tahun 61 H.
Dalam hadits ini tidak menjelasakan apakah yang dimaksud di dalam riwayat ini adalah puasa sunnah atau puasa Ramadhan. Apa lagi dalam riwayat ini disebutkan: “Hamzah adalah orang yang banyak puasa”. Ini memberi gambaran jika puasanya adalah puasa sunnah. Namun ada keterangan dari riwayat Imam Muslim dari Hamzah bin Amr radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau berkata:
“Wahai Rasulullah aku merasa bahwa aku ini mampu puasa ketika bersafar. Apakah aku berdosa (ketika puasa saat safar) ? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itu adalah keringanan (rukhshah) dari Allah. Barangsiapa yang mengambil keringanan tadi, maka itu baik dan barangsiapa yang lebih suka puasa, maka tidak ada dosa baginya” [HR. Muslim Muslim (1122), Abu Dawud (2402), An Nasai (2294)]
Keterangan ini menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah puasa Ramadhan. Bisa kita perhatikan pada kalimat “Itu adalah keringanan (rukhshah) dari Allah”.
Faidah Hadits
Syeikh Muhammad Shalih al Utsaimin rahimahullah berkata dalam menjelaskan faidah hadits ini:
- Semangat para sahabat radhiyallahu ‘anhum untuk mempelajari ilmu.
Ini ditunjukkan dengan pertanyaan yang diajukan oleh Hamzah bin Amr kepada Nabi ‘alaihish shalatu wassalam tentang masalah yang ingin ia amalkan (pent)
- Seorang musafir diberikan pilihan untuk berpuasa atau tidak.
- Sahnya puasa Ramadhan ketika safar.
- Kemudahan Syariat Islam.
- Penetapan adanya kehendak bagi seorang hamba dan batilnya keyakinan sekte Jabriyah.[1]
Selesai pada 1 Juni 2016 di kediaman kami kompleks Tanwirus Sunnah kab. Gowa, Sulawesi Selatan
Abu Ubaidillah Bambang al Atsariy
______
[1] Yang dimaksud oleh Syeikh Utsaimin bahwa bahwa seorang hamba punya pilihan. Mereka bisa memilih jalan yang baik atau jalan yang buruk. Namun pilihan manusia tetap berada di bawah kehendak Allah. Sehingga seorang yang dimasukan ke dalam neraka tidak menunjukkan bahwa Allah dhalim kepada manusia. Tapi itu terjadi karena pilihan mereka sendiri. Berbeda dengan sekte Jabriyah yang berpendapat bahwa manusia tidak punya kehendak danAllah yang menentukan seseorang masuk neraka tanpa mereka punya pilihan.
_____
Jangan batasi artikel-artikel di website ini hanya sampai pada anda karena anda akan kehilangan pahala yang besar dari tersampainya kebaikan kepada saudara-saudara anda di penjuru bumi. Kebaikan ummat ini adalah ketika mereka terhiasi dengan ilmu. Maka satu klik Share dari jari anda tidak menutup kemungkinan akan membaiknya kondisi masyarakat.
Mari berbagi…Baarakallhu fiikum