Fenomena Pesugihan
Banyak kaum muslimin yang paham betul bahwa rezeki datangnya dari Allah subhanahu wata’ala. Kalau Allah menghendaki, maka kita akan dapat rezeki dan jika Allah tidak menghendaki, maka rezeki pun takkan kita peroleh.
Namun kita saksikan masih banyak dari mereka yang mencari rezeki dari selain Allah ‘azza wa jalla. Diantara mereka sampai ada yang mencari rezeki lewat “pesugihan” yaitu mencari rezeki lewat bantuan jin dan bala tentaranya. Biasa kita mendengar dari cerita-cerita pesugihan di tengah masyarakat. Sehingga terkenallah beberapa tempat yang biasa didatangi untuk melancarkan rezeki yang mereka inginkan semisal gunung pesugihan, seperti gunung Kemukus atau gunung Kawi misalnya yang ada di pulau jawa. Yang dijadikan tempat sebagian orang untuk mendapat rezeki dengan ritual-ritual tertentu yang tentunya jauh dari nilai-nilai Tauhid. Dan masih banyak tempat-tempat pesugihan yang lain yang juga tidak kalah ramai didatangi sekelompok kaum Muslimin untuk mengais berkah dan rezeki, seperti kuburan, pohon besar, sungai, dan lain-lain. Ini semua bertentangan dengan asas Islam dalam mencari rezeki. Karena dalam Islam rezeki datang dari Alah dan dicari rezki itu juga dari Allah subhanahu wata’ala. Bukan kepada makhluk, karena makhluk itu tak mampu memberikan apa-apa.
Rezeki Itu Dari Allah
Banyak ayat al-Qur’an yang menjelaskan wajibnya kita meminta dan mengharapkan turunya rezeki dari Allah subhanahu wata’ala. Karena Dialah yang mengatur semua rizeki hamba-hamba-Nya.
Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman:
“Maka carilah rezeki itu dari sisi Allah, dan sembahlah Dia serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan” [QS. Al Ankabut: 17]
Makna Ayat Secara Umum
Allah -subhanahu wa ta’ala- memerintahkan untuk mencari rezeki hanya dari Allah subhanahu wata’ala dan bukan dari patung dan berhala. Kemudian Allah juga memerintahkan untuk beribadah hanya kepada-Nya dan mengakui segala nikmat-Nya yang telah Dia -subhanahu wa ta’ala- berikan kepada hamba-Nya. Allah -azza wa jalla- juga memerintahkan untuk memanfaatkan rezeki tadi untuk mentaati Allah dan menjauhi segala bentuk kedurhakaan kepada-Nya. Kemudian Allah -azza wa jalla- menggabarkan bahwa tempat kembali mereka adalah kepada-Nya. Allah akan membalasi setiap amalan orang yang beramal. Maka seorang hamba akan mendapatkan balasan dari amalannya.
Faidah Ayat
Ayat ini memberikan beberapa pelajaran kepada kita diantaranya:
- Wajibnya berdo’a hanya kepada Allah -subhanahu wa ta’ala- dan mencari rizki hanya dari-Nya.
- Wajibnya mengesakan Allah dalam segala jenis ibadah.
- Wajib bersyukur kepada Allah -azza wa jalla- atas segala nikmat yang diberikan-Nya.
- Penetapan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan.
- Tidak bertentangan antara mencari rezeki serta berusaha (mencari penghidupan) dengan ibadah kepada Allah, karena Islam adalah agama yang di dalamnya ada kebaikan agama dan kebaikan dunia.
Semoga kita terhindar dari cara-cara yang salah dalam mencari rizki.