Mungkin ada sebagian wanita yang baru mendengar istilah tabarruj. Istilah tabarruj digunakan untuk menggambarkan ketika seorang wanita menampakkan perhiasannya dan apa yang wajib untuk ditutup dan menampakkan sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat bagi laki-laki. Dalam Islam tabarruj ala jahiliyah merupakan amalan yang diperingatkan karena bisa menimbulkan keburukan di tengah masyarakat. Wanita yang berpenampilan seronok, dengan dandanan yang tidak menutup aurat bahkan terkesan memamerkan auratnya dengan bangga nampak di tengah-tengah masyarakat. Ini bisa merusak kepribadian dan melemahkan kaum muslimin berpegang dengan aturan agamanya. Allah mengingatkan para wanita muslimah agar tidak berdandan ala jahiliyah yaitu berdandan dengan tidak memperhatikan norma-norma Islam sebagai bentuk kasih sayang dan penjagaan Allah terhadap kehormatan wanita muslimah.
Allah ta’ala berfirman,
“Dan hendaklah kamu wahai wanita tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai keluarga Nabi dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya” (QS. Al Ahzab: 33)
Umaimah bin Ruqoiqoh radhiyallahu ‘anha datang kepada Rasulullah untuk berbai’at kepada Islam, maka Rasul pun bersabda:
“Aku membai’atmu untuk tidak menyekutukan Allah dengan yang lain, untuk tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anakmu, tidak berbuat dusta yang kau ada-adakan antara tangan dan kakimu, untuk tidak meratapi (mayit), dan untuk tidak berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu.” (HR. Ahmad (2/196) dengan sanad yang hasan)
___________________
Sumber: Fiqh as Sunnah Lin Nisa karya Abu Malik Kamal bin Sayyid -hafidzahullah- dengan sedikit tambahan penjelasan dari Abu Ubaidillah al Atsariy hafidzohulloh