Dari Hani’[1] mantan budak Utsman bin Affan[2] radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Apabila Utsman bin Affan berdiri di pekuburan beliau menangis hingga membasahi jenggotnya. Beliau ditanya: “Saat engkau mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis cuma karena masalah ini?. Maka Usman berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya kubur adalah tempat persinggahan akhirat yang pertama, jika seseorang selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih mudah, namun jika ia tidak selamat darinya, yang setelahnya jauh lebih sulit”. Rasulullah lalu bersabda: “Saya tidak pernah melihat pemandangan (di dunia) kecuali pemandangan kubur yang lebih mengerikan darinya” (HR. Ibnu Majah nomor 4267)[3]
Pelajaran Hadits
- Kehidupan di dunia pasti akan berakhir dan pindah kepada akhirat.
- Kematian adalah gerbang menuju akhirat dia adalah tempat pertama dari tahapan-tahapan di akhirat.
- Hadits ini mengingatkan kita untuk selalu menyiapkan bekal kehidupan hari kemudian.
- Ujian di alam kubur sangatlah berat dan tidak akan mampu ditahan oleh siapa pun.
- Siapa yang dimudahkan dan diberi nikmat di alam kuburnya, maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Dan siapa yang mendapatkan kesulitan di alam kuburnya, maka perjalanan berikutnya akan lebih berat.
- Kehidupan di alam kubur sangat mengerikan dan tidak ada yang lebih mengerikan di dunia ini jika dibandingakan siksa dan azab dalam kubur.
- Hendaklah setiap muslim banyak mengingat kematian.
- Dianjurkannya untuk ziarah kubur dalam rangka mengingat kehidupan setelah kehidupan dunia.
_______________
[1] Hani Abu Sa’id al Barbariy ad Dimasqiy mantan budak Utsman. Tidak didapatkan tahun meningglnya. Ibnu Hajar al As Qalanirahimahullah berkata di dalam kitabnya Taqrib at Tahdzib bahwa Hani Abu Sa’id derajatnya Shaduq.
[2] Utsman bin Affan bin Abu al Ash bin Umayyah al Qurasyi Abu ‘Amr, ada juga mengatakan Abu Laila, atau Abu Abdillah. Beliau adalah salah satu dari sahabat Nabi yang pertama-tama masuk Islam, Amirul Mu’minin dan Khulafa’ ar Rasyidin ke 4 dan digelari Dzu Nurain atau yang mempunyai 2 cahaya, dikarenakan beliau menikahi putri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bernama Ruqayyah bintu Muhammad dan setelah meninggal istinya beliau menikah lagi dengan putri Nabi yang lain yaitu Ummu Kultsum bintu Muhammad. Utsman meninggal pada tahun 35 Hijriyah.
[3] Hadits ini dihasankan oleh al Albani sebagaimana disebutkan dalam kitab al Misykah nomor 132.
