Khutbah Pertama
Jama’ah Jum’at Yang Kami Hormati……
Segala pujian hanya milik Allah pemilik nikmat dan kebahagian yang kita rasakan di hari ini. Bahagia dengan rizki, iman, islam, kesehatan, keamanan, dan kemerdekaan. Semoga Allah ‘azza wa jalla sentiasa menjaga nikmatNya kepada kita.
Kaum Muslimin rahimakumullah……
Dibulan ini Agustus kita melihat banyak orang berbicara tentang kemedekaan. Kalimat “Merdeka” terulang dari lisan-lisan penduduk negeri ini, tertulis di tembok-tembok lorong yang sempit. Seakan kita kembali ke masa silam di tahun 40an yang silam. Ketika para pejuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan jiwa, harta, dan raganya. Semua mereka lakukan demi menjaga kedaulatan negeri Indonesia dan keinginan mereka untuk “Merdeka” dari penindasan dan penguasaan bangsa lain. Akhirnya di hari Jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sejak saat itulah Indonesia merdeka dan melepaskan diri dari segala penindasan.
Benarkah Kita Telah Merdeka ?
Pertanyaan ini mungkin kelihatan tidak terlalu penting, karena memang kenyataannya kita sudah merdeka. Tapi apa benar kita sudah merdeka ?
Memang secara fisik kita telah merdeka. Belanda dan Jepang memang telah meninggalkan Indonesia. Tapi secara ideologi, pemikiran, dan prilaku kita masih terjajah dan kadang diantara kita tidak bisa lepas dari penjajahan itu, artinya kita belim merdeka seutunya. Siapa penjajah itu ?
Dialah Iblis yang sejak pertama kali diciptakan manusia mereka benci kepada kita dan melakukan penjajahan terhadap fitrah kita. Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukumku tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya“[QS. Al A’raf: 16-18]
Kaum Muslimin rahimakumullah……
Ayat ini tentu sangat jelas bahwa Iblis tidak akan menyerah dan akan terus mengoda dan menjajah kita. Mereka tidak akan membiarkan kita merdeka. Mereka akan menjadikan kita melakukan kesyirikan kepada Allah. Karena mereka tahu bahwa kesyirikan adalah senjata paling ampuh menjerumuskan manusia ke dalam “penjara” dengan penderitaan yang tak terkira. Penjara neraka yang apinya menyala-nyala dan bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Dalam al Qur’an disebutkan,
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun” [QS. Al Maidah: 72]
Sidang Jum’at rahimakumullah……
Syaitan tak akan pernah berhenti menjajah manusia. Mereka tidak akan membiarkan manusia merdeka dan menghirup “udara segar” kebahagian dari Allah ‘azza wa jalla. Sehingga kita dapati sebagian manusia meperbudak dirinya kepada jin. Disebutkan dalam al Qur’an,
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kelemahan” [QS. Al Jin: 6]
Coba pertikan ayat itu bagaimana seseorang diperbudak oleh jin, meminta perlindungan kepadanya dan kemudian jin itupun menjadikan manusia menjadi bertambah lemah, tak berdaya, dan bertambah besar pula dosanya. Demikianlah jerat-jerat Iblis dalam memperbudak menusia, sehingga manusia semakin tergantung kepada Jin dan rela melakukan apa yang diinginkan oleh jin tersebut walau harus mempertarukan kemerdekaan beribadah kepada Allah yang Allah telah berikan kepadanya.
Lalu bagaimana agar kita terlepas dari perbudakan jin ?
Sidang Jum’at rahimakumullah……
Dengan gencarnya syaithan terus menjajah manusia sejak pertama kali manusia diciptakan dan keinginan mereka untuk menghilangkan kemerdekaan dari manusia. Merdeka dalam beribadah hanya kepada Allah, merdeka dalam bertawakkal hanya kepada Allah, merdeka hanya meminta hanya kepada Allah sehingga ia akan mendapat kebahagian sebenarnya dan terlepas daris jerat, perangkap yang dibuat oleh Iblis. Syaithan ingin agar seluruh manusia berada dalam kendalinya, artinya manusia tidak boleh merdeka. Lalu senjata apa yang paling ampuh untuk menhadapi Iblis dan bala tentaranya ?
Hal ini telah Allah subhanahu wa ta’ala ajarkan dalam al Qur’an dan telah gamblang di dalam hadits-hadits dari Rasulullah ‘alaish shalatu wassalam. Berikut beberapa senjata yang Allah ’azza wa jalla terangkan dalam al Qur’an dalam rangka menghadapi penjajahan Syaithan:
-
Ikhlas dalam beribadah kepada Allah.
Keikhlasan adalah pondasi amalan kita. Kuat dan lemahnya amalan kita, diterima tidaknya, bagus buruknya sangat tergantung kepada keikhlasan kita dalam beramal. Sehingga wajar jika Iblis akan berusaha merusak keikhlasan kita dalam beribadah kepada Allah. Ikhlas itu artinya murni tanpa campuran. Yaitu seseorang memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah dan tidak kepada yang lain. Orang-orang yang ikhlas tidak akan mampu dikuasai oleh syaithan dari kalangan jin dan manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman menceritakan tentang perkataan Iblis ketika untuk menyesatkan manusia,
“Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang diberi keikhlasan di antara mereka”[QS. Shad: 82-83]
Maka keikhlasan adalah senjata paling ampuh melumpuhkan makar syaithan dan meraih kemerdekaan hakiki dari penjajahan Iblis.
Tapi untuk mewujudkan sebuah keihklasan bukanlah perkara mudah. Ia adalah perkara yang sulit dan perlu pejuangan dari setiap muslim.
-
Senjata kedua adalah ketaatan atau mutaba’ah kepada Rasulullah ‘alaihish shalatu wassalam
Ketaatan kepada petunjuk Allah subhanahu wata’ala adalah cara ampuh menundukkan pasukan syaithan dan makar-makarnya. Sehingga ketika Allah memerintahkan Adam ‘alaihissalam turun ke bumi, maka Allah subhanahu wata’ala berpesan kepadanya,
“Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”[QS. Al Baqarah: 38].
Sidang Jum’at rahimakumullah……
Ini menunjukkan bahwa mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya akan mendatangkan kebahagian dan terbebas dari ketakutan yang berarti sebuah kemerdekaan.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلِ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
Khutbah Kedua
Sidang Jum’at rahimakumullah……
Demikianlah sebuah kemerdekaan hakiki, kemerdekaan yang membebaskan kita dari perbudakan dan penjajahan manusia dan jin. Merdeka jasad kita dan merdeka rohani kita. Bukan hanya merdeka jasmani, namun rahaninya, akidahnya, pemikirannya, tujuan hidupnya diatur dan dikuasai oleh hawa nafsunya. Dia tahu shalt itu wajib, tapi ia tingglakna. Dia tahu bahwa zakat itu wajib, tapi ia lalaikan. Ia tahu bahwa riba, minuman keras, menipu, mengurangi timbangan, mendzolimi adalah perkahar yang haram, tapi tetap ia tak mampu meninggalknannya karena dikuasai oleh nafsu syaithaniyah.
Semoga kita benar-benar menjadi rakyat indonesia yang merasakan kemerdekaan hakiki. Merdeka lahir dan batin. Merdeka didunia dan akhirat.
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Ustadz Abu Ubaidillah Bambang al Atsariy
Disampaikan pada Khutbah Jum’at Masjid Nurull Amir, Jalan Adipura II, Rappokalling, kota Makassar pada 10 Dzulqa’da 1437H/12 Agustus 2016