Dua Tempat Berdiri

Berkata Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah rahimahullah

لِلْعَبْدِ بَيْنَ يَدَيِ اللهِ مَوْقِفَانِ: مَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ فِي الصَّلَاةِ، وَمَوْقِفٌ بَيْنَ يَدَيْهِ يَوْمَ لِقَائِهِ، فَمَنْ قَامَ بِحَقِّ الْمَوْقِفِ الأَوَّلِ هَوَّنَ عَلَيْهِ الْمَوْقِفَ الآخَرَ، وَمَنْ اسْتَهَانَ بِهَذَا الْمَوْقِفِ وَلَمْ يُوَفِّهِ حَقَّهُ شُدِّدَ عَلَيْهِ ذَلِكَ الْمَوْقِفُ

Seorang hamba berdiri menghadap Allah di dua tempat, yaitu pada saat ia berdiri di hadapan Allah dalam shalat dan pada saat ia berdiri di hadapan Allah pada hari perjumpaan dengan-Nya. Siapa yang menunaikan hak Allah saat ia berdiri di kondisi pertama, maka Allah akan meringankan keadaannya saat ia berdiri menghadap Allah di akhirat, dan siapa yang meremehkan dan tidak menunaikan hak saat ia menghadap Allah di kondisi pertama (saat shalat), maka dia akan dibuat berat kondisinya di saat ia berdiri di hadapan Allah di hari kemudian” (Al Fawaid: 240)

Shalat adalah momen ketika seorang hamba berdiri langsung di hadapan Allah di dunia, sebuah latihan dan persiapan untuk berdiri kembali di hadapan-Nya di akhirat. Jika dalam shalat seseorang menunaikan hak-haknya dengan khusyuk, penuh pengagungan, dan sesuai tuntunan, maka kelak Allah akan memudahkan urusannya saat menghadapi hisab di hari kemudian. Sebaliknya, jika ia meninggalkan shalat, mengabaikan, tergesa-gesa, lalai, atau meremehkan hak Allah di dalam shalatnya, maka ia akan menemui kesulitan besar saat berdiri di hadapan-Nya pada hari perhitungan.

Cara kita berdiri di hadapan Allah di dunia menentukan bagaimana kita akan berdiri di hadapan-Nya di akhirat.

Allah ta’ala berfirman,

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيْلًا إِنَّ هَٰؤُلَاءِ يُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَ وَيَذَرُوْنَ وَرَاءَهُمْ يَوْمًا ثَقِيْلًا

Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada malam yang panjang. Sesungguhnya mereka (orang kafir) itu mencintai kehidupan (dunia) dan meninggalkan hari yang berat (hari akhirat) di belakangnya.”  (QS. Al-Insan: 26-27)

Faidah Dan Pelajaran

  1. Kedudukan Shalat: Shalat memiliki kedudukan sangat penting di dalam Islam hingga shalat menjadi hal yang paling diwajibkan setelah 2 kalimat syahadat.
  2. Persiapan untuk Akhirat: Berdiri di hadapan Allah dalam shalat merupakan persiapan berdiri di hadapan-Nya di hari kemudian.
  3. Hak Allah: Menunaikan hak Allah dalam shalat akan meringankan keadaan seseorang di akhirat.
  4. Konsekuensi Meremehkan Shalat: Meremehkan shalat akan membuat berat kondisi seseorang di akhirat.
  5. Keterkaitan Dunia dan Akhirat: Tindakan seseorang di dunia, seperti shalat, memiliki dampak langsung pada keadaannya di akhirat.
  6. Keadilan Allah: Allah akan memberikan balasan yang adil dari setiap perbuatan hamba-Nya. Balasan akan sepadan dengan perbuatan.
  7. Keseriusan dalam Ibadah: Keseriusan dalam menunaikan shalat mencerminkan keseriusan seseorang untuk menghadapi dasyatnya hari kiamat.
  8. Peringatan: Ungkapan ini berfungsi sebagai peringatan bagi umat Islam untuk tidak meremehkan shalat.
  9. Motivasi: Memberikan motivasi kepada umat Islam untuk menunaikan shalat sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Memberkan hak pada shalatnya dan tidak mengerjakan shalat asal-asalan.
  10. Hubungan dengan Allah: Menunjukkan sangat penting menjaga hubungan yang baik dengan Allah melalui shalat.

_______

Bambang Abu Ubaidillah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *