Ada sebuah tanya-jawab yang dirilis pada sebuah website Islam berbahasa Arab https://islamqa.info yang menerangkan tentang fitnah wanita di tengah masyarakat. Kami merasa sangat perlu menterjemahkannya sebagai nasehat untuk saudara dan saudariku kaum muslimin.
Pertanyaan:
Aku membaca sebuah sabda dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi,
“Aku tidak meninggalkan setelahku sebuah cobaan yang paling berbahaya bagi kaum laki-laki disbanding fitnah wanita” (HR. Bukhari nomor 5096 dan Muslim nomor 2740).
Pertanyaanku adalah bagaimana aku bisa menyelamatkan diriku dari cobaan ini, sedangkan aku selalu melihat wanita di mana-mana, di jalan, di televisi, di internet, dan di tempat kerjaku ?
Jawaban:
Allah menciptakan manusia disebuah tempat yang penuh cobaan dan ujian namun Allah menjadikan surga sebagai tempat tinggal bagi para wali Nya dan orang-orang yang Allah cintai. Mereka lebih mengutamakan ridha Allah dibanding keinginan hawa nafsunya, lebih mengutamakan ketaatan kepada Allah daripada kesenangan anggota badannya. Allah menjadikan neraka sebagai tempat tinggal bagi mereka yang durhaka kepadanya dari hamba-hambaNya. Dimana orang tersebut lebih mendahulukan hawa nafsunya dibanding ridha Allah subhanahu wata’ala. Allah ta’ala berfirman,
“Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa” (QS. Maryam: 63)
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kedudukan Rabb nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)” (QS. an Nazi’at: 40-41)
Allah berfirman tentang penduduk neraka,
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka itu kelak akan menemui adzab yang pedih” (QS. Maryam: 59)
Allah ta’ala berfirman,
“Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok” (QS. Al kahfi: 106)
Allah juga berfirman,
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)” (QS. An Nazi’at: 37-39)
Hendaklah seorang muslim bersungguh-sungguh terhadap dirinya dalam beribadah kepada Allah ta’ala serta menjauhkan diri dari sesuatu yang Allah murkai. Karena Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang beramal kebaikan.
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS. al Ankabut: 69)
Termasuk dari fitnah dan cobaan yang menjadi ujian bagi kita adalah fitnah wanita. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
“Tidak ada yang aku tinggalkan setelahku sebuah cobaan yang paling berbahaya bagi laki-laki dianding dengan cobaan wanita” (HR. Bukhari nomor 5096 dan Muslim nomor 2740)
Berikut sebagian cara yang bisa membantu agar terjauh dari fitnah ini semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin,
-
Iman kepada Allah ta’ala
Iman kepada Allah dan takut kepadaNya adalah kunci keamanan dan penjaga bagi seorang hamba dari ketergelinciran dalam perkara yang haram dan memperturutkan hawa nafsu yang datang menggoda.
Seorang mukmin jika terdidik untuk merasa diawasi oleh Allah serta menelaah rahasia-harasia dari nama-nama Allah dan sifat-sifatNya seperti Maha mengetahui, Maha mendengar, Maha melihat, Maha dekat, Maha menyaksikan, Maha menghitung, Maha menjaga, dan Maha mencakup segala sesuatu, maka itu akan membuahkan rasa takut kepada Allah subhanahu wata’ala dalam keadaan sendiri atau di tengah orang banyak dan akan menghentikannya dari maksiat kepada Allah serta menutup diri dari panggilan syahwat yang banyak mendorong hamba kepada sesuatu yang haram.
-
Menundukkan Pandangan Dari Yang Diharamkan
Sungguh pandangan membuahkan gambaran-gambaran buruk di dalam hati yang kemudian itu akan berkembang hingga ke pikiran lalu merasuk ke dalam syahwat hingga menjadi sebuah keinginan dan harapan, maka orang itu akan melakukan perkara yang haram. Coba pikirkan ayat berikut ini yang mengaitkan antara langkah pertama menuju perbuatan haram kemudian akhirnya terjadi.
Allah ta’ala berfirman,
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An Nur: 30)
Berkata Imam Ibnu Katsir: ”Allah ta’ala memerintahkan hambaNya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari apa yang diharamkan atas mereka. Maka hendaklah mereka tidak melihat kecuali pada hal yang dibolehkan untuk melihatnya dan menundukkan pandangan dari perkara yang haram. Jika kebetulan pandangannya terjatuh dalam perkara yang haram tanpa sengaja, maka hendaklah ia memalingkan pandangannya segera” (Tafsir al qur’an al ‘Azhim)
-
Melawan Bayangan Pikiran
Pikiran yang buruk di dalam hati itu sangat berbahaya. Kapan saja seorang hamba mengikuti langkah-langkahnya dan tidak berusaha melawannya maka akan berkembang menjadi sebuah pikiran lalu menjadi keinginan dan harapan. Ia pun akan menuju kepada perbuatan yang haram. Berhati-hatilah kalian dari terus mengikuti langkah-langkah itu bahkan wajib untuk melawannya dan merubahnya dengan pikiran-pikiran positip.
Jadi obatnya adalah melawan pikiran-pikiran yang mengajak kepada kejelekan tadi dan menyibukkan diri dengan berfikir yang bermanfaat (untuk dunia dan akhirat –pent-)
-
Menikah
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Wahai para pemuda, siapa diantara kalian yang telah memiliki kemampuan hendaklah ia menikah. Dan siapa yang belum mapu maka hendaklah berpuasa karena puasa adalah tameng baginya” (HR. Bukhari nomor 5065)
-
Puasa Bagi Yang Belum Menikah
Ini berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Dan siapa yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa adalah tameng baginya” (HR. Bukhari nomor 5065)
Tentang hadits ini berkata Imam Al Qurthubi: “Ketika sedikit makan, maka akan melemah syahwat, dan ketika syahwat melemah akan berkurang maksiat” (Tafsir al Qurthubi: 2/275)
-
Menjauhi Teman-Teman Yang Buruk
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Seseorang itu tergantung agama temannya, hendaklah salah seorang kalian memperhatikan siapa temannya” (HR. Abu Dawud nomor 4833 dan dihasankan oleh Syeikh al Bani dalam Shahih Abu Dawud nomor 4046)
-
Menjauhi Tempat-tempat Fitnah
Bukan lagi rahasia bahwa kita hari ini hidup dalam masyarakat yang penuh dengan fitnah (ujian) dan pengaruhnya nampak jelas dalam semua sudut kehidupan, di pasar-pasar, keramaian, internet, dan lain-lain. Hendaklah engkau menjauhi tempat-tempat fitnah agar engkau bisa menyelamatkan agamamu.
-
Bersemangat Memanfaatkan Waktu Untuk Mentaati Allah ta’ala
Sungguh waktu itu adalah nikmat yang sangat agung diantara nikmat-nikmat Allah kepada hambaNya. Akan tetapi diremehkan oleh kebanyakan manusia. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dua nikmat yang diremehkan banyak manusia adalah nikmat kesehatan dan nikmat waktu yang luang” (HR. Bukhari nomor 6412)
-
Mengingat Nikmat Di Akhirat
Diantara kekhususan dalam masalah ini yaitu mengingat para bidadari yang menyejukkan mata serta sifat-sifat mereka yang Allah sediakan untuk mereka yang bersabar menghidari diri dari melakukan maksiat kepada Allah. Ini semua akan membantu seorang Muslim untuk berprilaku zuhud terhadap perhiasan (kesenangan –pent-) yang bersifat sementara lagi diharamkan. Dimana semua itu akan memwariskan penyesalan dan kerugian.
Semoga Allah menjauhkan kita dari fitnah (cobaan) yang nampak atau yang tidak nampak.
__________________________
Diterjemahkan oleh Bambang Abu Ubaidillah dari: