Polemik apakah jin memiliki jasad atau tidak telah menjadi perbincangan hangat diantara kaum muslimin. namun tentunya perkara ini tidak akan gamlang kecuali jika dikembalikan kepada penjelasan ulama. Berikut penjelasan detail tentang masalah ini.
Berkata Syeikh Muhammad al Imam -hafidhahullah- : “Jin memiliki jasad dengan berbagai bentuk. Dalam hadits Abu Tsa’labah yang yang diriwayatkan Imam Thabraniy (22/214-215) pada nomor hadits 573, Imam al Baihaqi dalam kitab “al Asma’ wash shifat nomor (827), Al Hakim (2/456) dan dishahihkan oleh Syeikh al Albani –rahimahullah- dalam catatan beliau terhadap kitab “Misykah al Mashabih” (4148) dan juga dishahihkan oleh Syeikh Muqbil –rahimahullah- dalam kitab “Ash Shahih al Musnad Mimma Laisa Fish shahihain’ (1213) bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :
الْجِنُّ ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ صِنْفٌ لَهُمْ أَجْنِحَةٌ يَطِيرُونَ فِي الْهَوَاءِ وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ وَكِلَابٌ وَصِنْفٌ يُحلُّونَ ويظعنونَ
“ Jin itu ada tiga jenisnya, jenis yang memiliki sayap dan mereka terbang di udara, jenis yang berbentuk ular dan anjing, dan satu jenis lagi yang tidak menetap dan berpindah-pindah”.
Hadits ini adalah nash bahwa jin memiliki jasad. Lafadz “satu jenis memiliki sayap dan terbang di udara” tidak bisa dipahami bahwa jin-jin itu tidak memiliki jasad. Dan tentunya sayap pasti berjasad. Buktinya malaikat, memiliki dua, tiga, atau empat sayap. Malaikat-malaikat itu terbang ke langit yang tinggi dengan jasad mereka. Alqur’an al karim mengabarkan bahwa para malaikat yang terbang memiliki jasad. Rabb kita berfirman ketika mengabarkan tentang perkataan Jin Ifrit kepada Nabi Sulaiman :
قَالَ عِفْريتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ
“Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya” (QS. An Naml : 39)
Seandainya Ifrit tidak memiliki jasad, maka ia takkan mampu memikul apa yang ia bawa serta menjaganya.Juga jin-jin yang terbang itu diciptakan dalam keadaan berjasad berjalan di muka bumi. Jika mereka ingin terbang, maka mereka merubah wujud kemuadian terbang. Jin dan syaitan yang memasuki tubuh manusia untuk memberikan was-was dan lainnya, merubah bentunya menjadi udara, ini adalah perkara yang dimaklumi. Ini menunjukkan bahwa jin itu berjasad. Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa jin itu punya jasad. Ulama yang berpendapat bahwa jin berwujud udara tidak memiliki dalil dari al Qur’an dan Sunnah. Dalil mereka yang paling kuat adalah adalah riwayat dari Wahb Ibnu Munabbih sebagaiman disebutkan oleh asy Syibli dalam kitab “akamul mirjan fii ahkamil jan” pada halaman 31 ia berkata :”Jin itu ada berbagai jenis, adapun bentuk asal dari jin adalah angin, jin tidak makan dan tidak minum, serta tidak berketurunan, ada juga jenis jin yang makan, minum dan berketurunan, serta menikah. Diantara jenis mereka adalah assi’aliy (hantu), al Ghul, al Qutrub (jin laki-laki) dan semisalnya. Berkata Syeikh Muhammad al Imam :” kalau riwayat ini shahih, maka perlu diketahui bahwa Imam Wahb bin munabbih adala seorang ahli sejarah, sehingga tentunya ia menukil berita dari buku-buku ahlul kitab (Yahudi dan Nashrani), sedangkan kitab-kitab ahli kitab dipenuhi dengan perubahan dan pengkaburan.
Sebagian ulama yang berpendapat bahwa jin berwujud udara atau angin berdalil dengan sabda rasulullah –‘alaihish shalatu wassalam- :
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya syaithan berjalan dalam tubuh manusia di tempat peredaran darah” (HR. Bukhari (6219), dan Muslim (2175) dari hadits Shafiyah –radhiyallahu ‘anha-)
Hadits tersebut tidak menunjukkan dalil atas mereka yang berpendapat seperti itu. Hadits itu hanya menunjukkan bahwa jin berjalan ditempat peredaran darah, bukan menunjukkan bahwa asalnya jin berwujud udara. Itu terjadi karena Allah telah memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah wujud. Oleh karena itu pendapat yang mengatakan bahwa jin berwujud udara dan bukan jasad adalah batil dengan kebatilan yang nampak. Karena menyelisihi dan bertentangan dengan dalil-dalil yang banyak dari al Qur’an dan Sunnah, bahkan perkara tersebut adalah perkara yang telah dimaklumi di dalam Islam secara nyata, serta menyelisihi konsensus para ulama, akal dan indra. Berikut aku sebutkan dalil-dalil tentang hal tersebut secara global.
- Jin bisa makan dan minum.
- Jin itu menikah dan berketurunan.
- Jin mampu berubah wujud menjadi manusia dan hewan.
- Jin mampu melakukan amalan yang banyak, seperti membangun, membuat sesuatu, membawa benda, dan lain-lain.
- Jin mengalami beberapa keadaan, seperti sakit, takut, kuat, lemah, hidup, mati, dan lai sebagainya.
- Sebagian makhluk mempu melihat wujud jin, seperti keledai misalnya. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :
وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Jika kalian mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari syaithan, karena keledai tersebut melihat syaithan” (HR. Bukhari /3303 dan Muslim / 2729)
7. Ketika manusia kemasukan jin, maka jin tersebut mampu menyakiti manusia dengan cara memukul, membunuh, menghalanginya untuk bergerak, dan lain-lain.
Pada pasal ini yang aku telah paparkan dalil-dalil tentang hal tersebut yang berasal dari para ulama dalam tulisan-tulisan mereka yang banyak. Secara khusus buku-buku yang berbicara tentang jin dan syaithan. Seperti buku “akamul mirjan fii ahkamil jan” tulisan Asy Syibli, dan buku “Luqatul Mirjan fii ahkami jan yang ditulis oleh Imam Suyuthi dan lainnya.
Orang-orang yang berpendapat bahwa jin berwujud roh (bukan jasad) memandang bahwa jin masuk ke tubuh manusia, lalu berjalan di dalam aliran darah, maka mereka menyangkanya sebagai arwah, namun sebenarnya tidak seperti itu. Akan tetapi berjalannya mereka para jin di dalam peredaran darah maknanya bahwa Allah memberikan kemampuan kepada mereka untuk berubah wujud menjadi udara, karena jin yang masuk ke tubuh manusia mampu untuk membesarkan dirinya hingga ia mampu menguasai seluruh badan manusia.
Dari pemaparan diatas, maka jelaslah bagi para pembaca tidak benar menganggap jin tida berjasad.
(Dari kitab “Ahkamut Ta’amul ma’al jin wa adabul ruqa asy syar’iyah karya Syeikh Muhammad al Imam pada halaman 8-10)