Dalam kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada saja kejadian-kejadian yang membuat kita harus tersenyum. Disamping kisah-kisah heroik para pejuang Islam. Namun kisah-kisah unik tersebut tentu sarat dengan ilmu dan hikmah. Kisah berikut ini adalah salah satu kisah yang akan membuat kita tersenyum-senyum sendiri jika memikirkannya. Kok bisa ya ?
Berikut tutur kisah dari sahabat yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba seorang laki-laki mendatangi beliau seraya berkata: “Ya Rasulullullah celaka aku” Nabipun bersabda: “Apa yang membuatmu celaka ? ”Orang itu menjawab: “Aku telah terjatuh dalam jima’ terhadap istriku dalam keadaan aku sedang puasa” dalam riwayat lain disebutkan: “Aku telah berjima’ dengan istriku di bulan Ramadhan”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apakah engkau memiliki budak yang engkau bisa merdekakan ? Orang itu menjawab: “Tidak punya” Rasulpun bertanya lagi: “Kalau begitu mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut ?” Orang itu menjawa: “Tiak mampu”. Lalu rasulullah bertanya lagi: “Apakah kamu memiliki makanan yang mampu engkau berikan kepada 60 fakir miskin”. Orang itu berkata : “Tidak”. Nabipun terdiam sejenak lalu ketika kami masih dalam kondisi terdiam, nabipun datang dengan membawa sebaskom kurma sembari bersabda: “Mana orang yang tanya tadi ?” Orang yang bertanya tadi menjawab: “Saya”. Rasulullahpun bersabda: “Ambillah kurma ini dan bersedekahlah dengannya” Orang itu berkata: “Adakah orang yang yang lebih miskin dari kami ya Rasulullah, maka demi Allah tidak ada orang yang berada diantara dua lembah ini yang lebih miskin dari keluargaku” Nabipun tertawa (mendengar jawaban orang ini) sampai-sampai nampak gigi taring beliau. Kemuadian beliau bersabda: “Berikan kurma ini untuk makan keluargamu” [HR. Bukhari (1936, 1937) dan Muslim (1111)]
Pelajaran Berharga
Berikut pelajaran yang bisa kita petik dari kisah yang disebutkan oleh Al Allamah Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah .
- Besarnya dosa orang berpuasa lalu berhubungan dengan istri ketika siang hari di bulan Ramadhan.
- Kaffarah bagi orang yang terjatuh dalam perkara ini dilakukan menurut urutan sesuai kandungan hadits, yaitu:
- Membebaskan budak
- Kalau tidak mampu, maka berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
- Jika masih tetap tidak mampu maka cukup memberi makan kepada 60 fakir miskin.
- Kaffarah dari perbuatan tersebut tidak gugur walaupun seseorang tidak mampu jika beberapa saat berikutnya ia diberi kemampuan.
- Memenuhi kebutuhan primer itu lebih didahulukan daripada membayar kaffarah.
- Kemudahan Syariat Islam yaitu dengan menjaga keadaan mukallah (orang yang dibebani syariat) dan tidak membebani seseorang dengan sesuatu yang tidak mampu ia lakukan.
- Orang yang berbuat dosa tidak boleh dihardik jika ia datang untuk bertaubat dari dosanya.
- Bolehnya bersumpah terhadap sesuatu menurut persanngkaan terkuatnya.
- Bolehnya bersumpah walau tidak ada yang memintanya bersumpah.
- Diperbolehkan seseorang mengatakan dirinya sangat miskin jika memang ia berkata jujur dan tidak bermaksud kecewa dengan takdir Allah.
- Bagusnya akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sifat lapang dada Beliau.
- Semangat para sahabat dalam bermajelis (duduk-duduk) dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam agar mereka dapat mencatat ilmu dan akhlak Rasulullah serta bercengkrama dengan Beliau.
[Tanbihul Afham Syarh Umdatil Ahkam: 2/49-50]
Abu Ubaidillah al Atsariy | www.abuubaidillah.com
Buktikan cinta anda kepada saudara anda dengan cara membagi artikel ini agar mereka bisa mengambil faidah ilmu. Semoga Allah memberi taufiq kepada kita semua.