Anak Shalih adalah sebaik-baik kekayaan yang ditinggalkan seorang muslim. Dia adalah aset terbesar dan paling berharga yang dimiliki seseorang. Anak shalih akan memberi manfaat kepada kedua orangtua nya dalam kehidupannya di dunia dan setelah kematiannya kelak. Oleh karenanya Nabi bersabda :
“Jika manusia telah meninggal, maka terputuslah semua amalannya kecuali 3 perkara, Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo’akannya, dan ilmu yang dimanfaatkan setelah kematiannya” (HR. Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah)
Hadits ini menerangkan tentang 3 perkara yang akan terus mengalir pahalanya walau orangnya telah meninggal. Salah satunya adalah anak shalih yang mendo’akannya. Jika orangtua meninggal dan meninggalkan anak shalih yang selalu mendo’akannya, maka do’a-do’a anak tersebut akan sangat bermanfaat untuk kedua orangtuanya. Dan pahala terus mengalir kepada kedua orang tua walau ia telah tiada. Siapa yang tidak menginginkan pahala dari anak-anaknya. Namun disayangkan sebagian orangtua tidak perduli dengan keshalihan anaknya bahkan tidak perduli dengan keshalihan dirinya sendiri. Terkadang orangtua lebih bangga ketika anaknya bisa kerja di perusahaan besar, menjadi pejabat, orang kaya, artis terkenal, dan lain-lain walau anak tersebut tidak mengenal baik agamanya. Tentu ini suatu kerugian yang besar bagi orang tuanya. Bisa dibayangkan, orang tua yang sudah sekuat tenaga membesarkan anak anaknya kemudian anak tersebut tidak bisa memberi manfaat ketika dia berada di akherat, padahal kehidupan diakhirat hidupan kekal selama-lamanya. Tidak ada peninggalan terbaik selain anak-anak yang shalih.
Bahkan yang sangat menggembirakan adalah kabar dari Allah subhanahu wata’ala bahwa keturunan yang shalih akan dikumpulkan bersama orangtuannya di syurga nanti. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya” (QS. Ath Thur: 21)
Berkata Imam Ibnu Jarir Ath Thabari (wafat th. 310 H) rahimahullah: “Berkata sebagian ahli tafsir bahwa orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam keimanannya, maka Kami akan menghubungkan keturunan yang beriman kepada orang-orang yang beriman di surga, walaupun mereka tidak bias mencapai derajat orang tuanya di surge dengan amalan mereka. Sebagai penghargaan kepada orang tua mereka yang beriman. Namun tidak mengurangi pahala amalan orangtuanya sedikitpun” (Tafsir Ath Thabariy Juz 22 hal. 467)
Seorang muslim berusaha mencari sebab terbentuknya anak shalih. Terutama zaman kita sekarang ini, Allah ta’ala memudahkan kita mendidik anak-anak kita dengan berbagai fasilitas berupa buku-buku yang sudah banyak ditulis oleh para ustadz yang mengenal baik baik agamanya dari al Qur’an dan sunnah. Jadi Islam adalah solusi terbaik menciptakan anak-anak shalih dan shalihah. Ini karena Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah adalah contoh terbaik dalam masalah pendidikan anak. Contohlah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beliau mendidik anak-anaknya, mendidik anak-anak kaum muslimin di mana beliau tidak membeda-bedakan anak-anak itu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melihat mereka, beliaupun memberikan pendidikan yang baik kepada mereka dengan cara memberi nasehat atau menegur mereka ketika salah.
Sebelum muncul teori-teori barat berkaitan dengan masalah pendidikan anak, maka 1400 tahun yang lalu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan prinsip-prinsip dalam pendidikan anak. Sebuah konsep pendidikan yang datang dari Allah subhanahu wa ta’ala dan diterapkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada anak-anak beliau dan anak-anak para sahabat. Hingga terwujudlah pada zaman beliau manusia-manusia terbaik sebagai hasil pendidikan beliau kepada para sahabat. Generasi yang menjadi panutan seluruh manusia yang ada di bumi ini. Mereka adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Marilah kita mencontoh metode-metode beliau di dalam pendidikan anak dengan mempelajari hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang pendidikan, maka kita mendapati betapa mengagungkannya metode pendidikan anak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kalau bukan sekarang, kapan lagi kita merujuk kepada pendidikan anak ala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
_________
Selesai risalah ini pada waktu dhuha, 26 Rajab 1441 H atau 21 Maret 2020 | Bambang Abu Ubaidillah hafizhahullah