Meminta Kepada Orang Yang Tak Ada di Depan Kita

berdo'a kepada orang yang tidak ada di hadapan

Do’a itu hanya milik Allah. Tidak boleh dipalingkan kepada siapapun selain Allah. Oleh karena itu sebagian kesalahan terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ketika mereka meminta atau berdo’a kepada orang yang masih hidup namun tidak ada di hadapannya. Misalnya ada seseorang yang memiliki guru yang dianggap mampu untuk melindunginya, lalu ketika dia tertimpa sebuah bencana atau musibah maka dia memanggil nama gurunya yang tidak ada di hadapannya, dengan harapan dia akan mendapatkan keselamatan dari bencana yang mengancamnya.

Ini adalah perbuatan kesyirikan berdasarkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

 

 أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ 

Siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah ada di sisi Allah tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)[QS. An Naml: 62]

Ayat ini menjelaskan bahwa tidak akan ada selain Allah subhanahu wa ta’ala yang bisa memberikan manfaat dan menghindarkan seseorang dari marabahaya. Maka ketika permintaan itu ditujukan kepada selain Allah, terjadilah sebuah kesyirikan menduakan Allah subhanahu wa taala dalam hal berdoa.

BAGAIMANA YANG BENAR ?

Yang benarnya adalah seseorang hendaklah hanya meminta, berharap, dan berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak meminta kepada selain-Nya dari makhluk-makhluk Allah subhanahu Wa Ta’ala walaupun orang tersebut diklaim sebagai orang yang sakti atau orang pintar.

Dan yang diperbolehkan adalah seseorang minta dido’akan oleh orang lain yang ada di hadapannya dari jalangan orang shalih dan bukan orang yang tidak ada di hadapannya.

 

Abu Ubaidillah al Atsari | www.abuubaidillah.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *