Tahukah anda bahwa kecintaan kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dilihat bagaimana kesungguhan kita dalam mengikuti sunnah yang beliau ajarankan. Salah satunya adalah apa yang beliau ajarkan dalam sifat shalat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan kecintaan kita kepada Allah ‘azza wa jalla pun diukur dari seberapa besar semangat kita dalam mengikuti ajaran dari utusanNya. Disebutkan dalam al Qur’an,
“Katakanlah wahai Muhammad: “Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan akan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Ali Imran: 31]
Dalam masalah shalat misalnya, seseorang diperintah untuk mengikuti bukan cuma bacaan beliau ‘alaihish shalatu wassalam dalam shalat, namun juga gerak-gerik dan sifat shalat beliau. Dan salah satu dari sifat shalat beliau bersama jama’ahnya adalah ringan dan sempurna. Ringan shalatnya sehingga tidak memperatkan jama’ah, tapi juga sempurna sehingga tidak menghilangkan pahalanya. Ini bisa kita lihat dalam penjelasan sahabat beliau Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim[1]
“Tidaklah pernah aku shalat di belakang seorang imampun yang lebih ringan dan lebih sempurna shalatnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam” [HR. Bukhari dan Muslim].
Pelajaran Hadits
Hadits ini memberi pengajaran kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya:
- Disunnahkan meringankan shalat ketika menjadi Imam dengan tetap menjaga kesempurnaan shalat berupa rukun-rukun, kewajiban, dan sunnah-sunnahnya.
- Ringannya shalat Rasulullah bukan berarti ringan bagi semua orang, karena terkadang shalat yang ringanpun masih berat bagi mereka yang memang tidak mencintai amalan shalat.
- Bolehnya orang yang lebih utama menjadi ma’mum kepada orang yang lebih dibawah keutamaannya. Seperti Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang menjadi ma’mum bagi imam yang lain selain Rasulullah ‘alaihish shalatu wassalam, padahal tentu Anas radhiyallahu ‘anhu lebih utama dari mereka.
- Keberkahan shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena mampu melakukan shalat yang ringan namun sempurna.
- Dianjurkan bagi setiap imam untuk tidak memberatkan jam’ahnya dalam menjalankan ibadah shalat dan memahami kondisi mereka.
Ternyata tidak selamanya yang sempurna itu memberatkan dan tak selamanya yang ringat itu meninggalkan kewajiban dan sunnah-sunnah dalam shalat. Semoga kita bisa mengambil pelajaran.
Artikel ini disarikan dari kitab Taisirul Allam Syarh Umdatil Ahkam karya Dr. Abdullah bin Abdirrahman al Bassam rahimahullah dan kitab Tanbihul Afham karya Ibnu Utsaimin rahimahullah.
Disampaikan pada pengajian rutin di Masjid Nurul Jamil Perumahan BTP Blok AA, Makassar, pada 9 Dzulqa’dah 1437H atau bertepatan dengan 11 Agustus 2016.
Bambang Abu Ubaidillah al Atsariy | www.abuubaidillah.com
_________________
[1] Imam bukhari meriwayatkan dalam shahihnya nomor 708 dan Imam Muslim pada nomor hadits 469