Sebagian pemuda mengatakan, nikmatilah masa mudamu, dan nanti ketika tua kamu bisa mencarikan ganti pahala yang hilang darimu. Atau istilah mereka: “Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk syurga“
Logika tersebut sangat jauh dari realita karena beberapa hal :
Pertama
Kenikmatan yang sesungguhnya adalah dalam mentaati Allah subhanahu wata’ala dan dalam beristiqamah di dalam syari’atNya, tetapi orang-orang yang berpaling tidak merasakan hal tersebut.
Kedua
Masa muda adalah masa yang tak mungkin ada gantinya, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengabarkan bahwa pada hari kiamat, saat kepanikan manusia yang luar biasa, dan ketika matahari mendekat hingga sekitar satu mil, pada hari itu Allah memuliakan sekelompok hambanya dengan memberikan perlindungan kepada mereka. Di antara kelompok itu adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah. Lalu, apakah mungkin kenikmatan dunia yang sesaat ini bisa dibandingkan dengan kenikmatan dan kemuliaan rabbani?
Ketiga
Setiap orang akan ditanya pada hari kiamat tentang beberapa perkara. Di antaranya tentang umur, kemudian ditanya pula tentang masa mudanya, karena itu ia akan ditanya tentang masa muda sebanyak dua kali. Demi Allah, apa yang bakal dikatakan oleh orang yang suka melakukan perbuatan sia-sia dan lengah?
Keempat
Masa muda adalah masa kekuatan, dinamis dan penuh semangat. Masa itu akan habis bila sampai kepada masa penurunan usia. Pada saat itu manusia akan berada pada kondisi sebagaimana disebutkan Allah dalam firmannya :
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu menjadi lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa saja yang dikehendakinya dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Ar-Rum : 54).
Kelima
[Kitab Ya Bunaiya Laqad Ashbahta Rajulan – Edisi terjemahan Anakku, Aku Bangga Padamu]