Termasuk prilaku yang dituntut ketika seseorang ingin berbakti kepada orangtuanya adalah MEMBAHAGIAKAN keduanya. Jangan membuatnya bersedih dengan tingkah polah yang orangtua tidak sukai. Perbaiki sikapmu kepada mereka, agar mereka tetap terSENYUM dan BAHAGIA, walau engkau dalam derita. Banyak dari para anak tidak perduli ketika orangtua mereka menangis, padahal kadang tangisan itu melukai hatinya yang paling dalam. Tentu ini perkara yang tercela dalam Islam. Islam memberi motivasi kepada setiap anak untuk bisa membahagiakan ayah dan ibunya.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat dari hadits Abdullah bin Umar -radhiyallahu ‘anhuma- ia berkata:
“Ada seorang laki-laki mendatangi Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam rangka berbaiat kepada beliau untuk berhijrah, dan ia meninggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan menangis. Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda kepadanya:
ارجع إليهما وأَضْحِكْهُمَا كما أبكيتــهما
“Kembalilah engkau kepada kedua orangtuamu, dan buatlah keduanya TERSEYUM kembali, sebagaimana engkau telah membuatnya MENANGIS”
[Dikeluarkan oleh Abu Dawud (2528), An Nasai (4174), Ibnu Majah (2782), Bukhari dalam Adab al Mufrad (13), Dan dishahihkan oleh al Albaniy dalam Irwa’ al Ghalil (1199)]
Kisah ini benar-benar memberikan inspirasi kepada kita untuk tidak menjadikan orangtua kita meneteskan air mata. Biarlah mata mereka besinar bahagia karena melihat anaknya berbakti kepadanya.
Dalam kiisah diatas nabi tidak memperbolehkan orang tersebut berhijrah dengan taruhan airmata orangtuanya. Padahal hijrah adalah bukti cinta kepada Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam-. Dan cinta kepada beliau harus lebih diutamakan. Sebagaiman tersebut dalam hadits Anas bin Malik -radhiyallahu ‘anhu- dimana Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
لا يُؤمِنُ أحدُكم حتى أكونَ أحبَّ إليهِ من والدِه وولدِه والناسِ أجمعينَ
“Tidak beriman salah seorang kalian hingga aku adalah orang yang paling ia cintai, dibanding bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia” [HR. Bukhari]
Namun demikian Nabi tetap memerintahkan orang tersebut untuk kembali kepada orangtuanya agar ia berhenti menangis sedih dan berganti dengan senyum. Demikianlah seharusnya seorang anak dalam membahagiakan ibu bapaknya.