Banyak hal yang kita bisa contoh dari para pendahulu kita Salaf Ash Shalih. Tentang keimanan, kekuatan ibadah, kekhusu’an, rasa takut kepada Allah, serta kejujuran dan keikhlasan mereka. Diantara pendahulu kita yang patut kita contoh keikhlasan dan kejujurannya kepada Allah adalah Rabi’ bin Khaitsam bin ‘Aid Abu Zaid ats Tsauri. Seorang tokoh tabi’in murid Abdullah bin Mas’ud meninggal tahun 61 hijriyah.
Dari Bakr bin Ma’iz rahimahullah ia berkata:
“Rabi’ tidak pernah terlihat shalat sunnah di masjid kampungnya sama sekali kecuali satu kali” (Shifatush Shafwah: 3/61)
Dari Sufyan rahimahullah ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Muriyah Ar Rabi’ bin Khutsaim ia berkata:
“Seluruh amalan Ar Rabi’ dilakukan sembunyi -sembunyi. jika ada seseorang yang datang sedang ia sedang membuka mushaf, maka iapun menutupnya dengan bajunya” (Shifatush Shafwah: 3/61)
Dari Mundzir dari Ar Rabi’ bin Khutsaim rahimahullah ia berkata:
“Setiap amalan yang dilakukan bukan mengharap wajah Allah azza wa jalla, maka amalan itu akan leyap” (Shifatush Shafwah: 3/61)
Demikianlah seharusnya seorang muslim dalam amalannya. Hanya mengharap wajah Allah dan tidak ada keingingin memperoleh pujian dunia atau seseorang. Semoga kita bisa mencontoh beliau.
(Sumber: Kitab Aina Nahnu Min Akhlaq as Salaf dengan sedikit ilustrasi dari Abu Ubaidillah al Atsariy)