Dulu Iblis berada di surga bersama dengan para malaikat. Mereka beribadah kepada Allah dengan memurnikan ibadahnya hanya kepada Nya. Mereka menikmati apa saja yang ada di surga kala itu.
Namun ketika Allah menciptakan Adam lalu menempatkannya di surga bersama istrinya, muncullah dendam dan hasad dari iblis kepada Adam. Lebih-lebih ketika Allah subhanahu Wa ta’ala memuliakan Adam dengan memerintahkan para malaikat dan Iblis untuk sujud kepada Adam. Maka iblis pun enggan untuk sujud kepada Adam dan dia memilih mengingkari perintah Allah karena dendam dan hasad kepada Adam, walaupun iya harus keluar dari surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS. Al Baqarah: 34)
Coba perhatikan bagaimana keadaan iblis yang sudah berada di surga dengan berbagai kenikmatan dan kesenangan harus keluar cuma gara-gara menyombongkan diri, hasad, dan dendam kepada Adam.
Lalu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS. Al-Hijr: 39)
Demikianlah sombong dan hasad telah membawa kesengsaraan setelah kenikmatan. Ia seperti api yang membakar kayu bakar.
Catatan Harian
Bambang Abu Ubaidillah
Makassar, 16 Nopember 2020 / 30 Rabiul Awwal 1442