Kisah Jabir bin Abdillah dalam menuntut ilmu
Ilmu bagi para ulama adalah perkara yang sangat tinggi nilainya. Sehingga mereka tidak segan-segan mengorbankan apa yang mereka miliki untuk meraih ilmu. Kisah-kisah para ulama terdahulu dalam meraih ilmu adalah kisah-kisah yang menakjubkan. Tidak sedikit kaum muslimin bahkan non muslim berdecak kagum melihat atau mendengar kisah mereka. Diantara kisah tersebut adalah kisah Jabir bin Abdillah yang rela melakukan perjalanan satu bulan hanya sekedar untuk mendapatkan satu Hadis. Berikut kisahnya…
Jabir bin Abdillah -radhiyallahu anhu- mengatakan: “Telah sampai kepadaku dari seseorang bahwa ada seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mendengar sebuah hadits yang aku telah mendengar hadits tersebut dari Rasulullah. Akan tetapi aku belum pernah mendengarkannya dari jalur sahabat tersebut. Maka aku pun membeli onta dan ku siapkan untuk perjalanan ku. Kemudian aku melakukan perjalanan selama satu bulan, hingga aku tiba di negeri Syam. Di sana ada seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Unais Al Anshari. Jabir bin Abdillah lalu mengutus seseorang untuk menemui Abdullah Bin unais dan mengatakan bahwa Jabir telah berada di depan pintu. Setelah menemui Abdullah Bin unais utusan tersebut kemudian kembali kepada Jabir dan bertanya: “Apakah anda Jabir bin Abdillah ?
Jabir menjawab: “Benar”. Utusan tersebut kembali menemui Abdullah bin unais, kemudian Abdullah keluar lalu memelukku. Jabir bin Abdillah berkata: “Ada sebuah hadits yang telah sampai kepadaku namun aku mendengar bahwa engkau mendengarnya pula dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada suatu malam yang gelap. sedangkan aku tidak mendengarnya dikala itu. Karena aku khawatir jangan-jangan aku meninggal atau engkau meninggal sebelum aku mendengar hadits tersebut darimu”. (Ma’alim Fii ThariqThalabil Ilmi: 14 yang dinukil dari kitab Ar Rihlah Fii Thabil Hadits karya Khatib al Baghdadi hal. 110)
PELAJARAN KISAH
Kisah ini adalah kisah yang menakjubkan dari seorang sahabat yang bernama Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu. Beliau rela melakukan perjalanan yang panjang, Iya perjalanan yang panjang selama satu bulan untuk sekedar mencocokkan hadits yang sebenarnya dia pernah dengar hadis tersebut dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Namun dia ingin cocokkan kebenaran apa yang dia dengar dengan sahabat yang lain.
Kisah ini juga memberikan kepada kita pelajaran, ternyata kedudukan Jabir bin Abdillah yang lebih mulia dari Abdullah bin unais tidak menghalangi beliau untuk mendatangi Abdullah bin unais dengan berbagai macam rintangan di jalan. Padahal bisa saja beliau memanggil Abdullah Bin unais radhiyallahu anhu, namun beliau menghargai ilmu dan pembawa ilmu sehingga beliau pun rela untuk merendahkan dirinya di hadapan ilmu dan pembawanya.
Kita juga bisa melihat bagaimana para sahabat bersemangat untuk mencari ilmu. Tidak menjadikan kehebatan mereka dan banyaknya ilmu yang mereka miliki kemudian mereka meremehkan ilmu yang lain atau berhenti menuntut ilmu.
Semangat mereka inilah yang kemudian mendatangkan kebaikan untuk mereka. Karena sebaik-baik manusia adalah manusia di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian masa setelahnya, kemudian masa setelahnya lagi. Ini disebabkan karena dekatnya mereka dengan ilmu dan semangat mereka untuk menuntut ilmu, mengamalkan ilmu, serta mendakwahkan ilmu. Semoga kita bisa mengambil pelajaran.
Abu Ubaidillah al Atsariy | Menjelang Shubuh, 12 Shafar 1438 atau 12 November 2016